Surabaya sedang dalam proses pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) sapi baru di kawasan Osowilangun. Proyek ini bertujuan untuk mengganti dua RPH yang sudah ada di Pegirian dan Kedurus, yang kondisinya sudah tidak memadai. Dengan pembangunan ini, diharapkan pelayanan pemotongan hewan dapat lebih optimal dan efisien.
Inspeksi mendadak yang dilakukan oleh Komisi B DPRD Surabaya pada tanggal 5 Agustus 2025 menunjukkan bahwa pembangunan sudah mencapai 80 persen. Namun, ada beberapa kendala serius yang perlu segera diatasi, terutama terkait kondisi tanah yang berisiko dan perlu perhatian ekstra.
Kondisi Tanah Lokasi Pembangunan Rumah Potong Hewan
Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Farizd Afif, mengungkapkan bahwa tanah lokasi pembangunan tampak seperti tanah gambut, yang rawan mengalami keretakan. Saran untuk melakukan pembersihan total sebelum pembangunan menjadi penting agar masalah ini tidak mengganggu operasional ke depan. Mengingat potensi keretakan yang bisa berdampak buruk pada bangunan dan proses pemotongan hewan, perhatian harus diberikan pada setiap detail dasar fondasi.
Kondisi tanah yang tidak stabil dapat menciptakan tantangan tambahan. Farizd juga menekankan pentingnya penambahan kapasitas di kandang penampungan, sehingga sapi yang datang tidak langsung disembelih, tetapi diberikan waktu untuk diistirahatkan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Ini bukan hanya soal kesehatan hewan, tetapi juga untuk kualitas daging yang dihasilkan, yang tentunya berujung pada kepuasan konsumen.
Peluang Bisnis dan Pengembangan Usaha di RPH Osowilangun
Pembangunan RPH di Osowilangun membawa berbagai peluang bisnis baru. Farizd mendorong pengembangan lini usaha seperti penggemukan sapi, pengolahan limbah rumen, dan produksi pupuk organik. Semua ini tidak hanya memberikan kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.
Direktur Utama RPH, Fajar Isbugroho, menyatakan bahwa proyek ini adalah langkah modernisasi untuk meningkatkan layanan pemotongan hewan di kota ini. Meskipun lokasi ini diharapkan menjadi pusat pemotongan yang lebih baik, ada beberapa kekurangan yang perlu ditangani, seperti handrail yang belum terpasang dan kapasitas kandang penampungan yang masih kurang.
Dengan kapasitas penampungan saat ini yang mampu menampung sekitar 200 ekor sapi, sedangkan kebutuhan ideal mencapai 500 ekor, situasi ini memunculkan kekhawatiran terhadap proses pemindahan dari RPH lama. Fajar menekankan perlunya perpindahan dilakukan secara bertahap untuk menghindari kepadatan dan memastikan setiap hewan mendapatkan perhatian yang layak sebelum disembelih.