KEDIRI KOTA – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri melakukan pemantauan harga komoditas pangan dengan mendatangi sembilan pasar tradisional di wilayahnya. Langkah ini diambil untuk mengumpulkan data yang akan menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan pangan yang tepat.
Diantara pasar-pasar yang dikunjungi termasuk Pasar Pesantren, Pasar Selowarih, Pasar Centong, Pasar Banjaran, Pasar Pahing, Pasar Mrican, Pasar Bandar, Pasar Ngronggo, dan Pasar Campurejo. Pengumpulan data ini bertujuan untuk memahami dinamika harga dan memastikan ketersediaan bahan pangan untuk masyarakat.
Analisis Harga Komoditas Pangan
Moh Ridwan, Kepala DKPP Kota Kediri, menjelaskan bahwa pengambilan data harga menjadi variabel penting untuk analisis oleh Pemerintah Kota Kediri. Melalui data yang dikumpulkan dari pedagang, pihaknya mengharapkan dapat mengidentifikasi pola harga untuk berbagai komoditas seperti minyak goreng, telur, cabai, dan lainnya. Informasi ini akan memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan pasar.
Data yang diambil menunjukkan adanya fluktuasi harga untuk berbagai komoditas. Misalnya, harga minyak goreng dan cabai menunjukkan kenaikan, sementara bawang merah mengalami penurunan. Hal ini menjadi cerminan atas kondisi pasokan dan permintaan yang terjadi di pasar. Memahami data ini adalah langkah krusial dalam merespons perubahan kebutuhan pangan di masyarakat.
Strategi Pemantauan dan Penyesuaian Kebijakan Pangan
Kegiatan pemantauan ini bukan hanya sekali dilakukan, namun akan dilaksanakan secara rutin untuk memastikan bahwa stabilitas harga pangan terjaga. Dalam hal ini, intervensi seperti Gerakan Pangan Murah (GPM) dan operasi pasar sangat diperlukan untuk mengatasi lonjakan harga yang tidak wajar. Strategi ini menjadi bagian integral dari rencana aksi untuk menjaga ketersediaan bahan pangan yang terjangkau bagi masyarakat.
Setiap pemantauan akan menggali lebih dalam mengenai respon pasar terhadap kebijakan yang diambil. Dengan analisis data yang konsisten, pemerintah dapat melakukan tindakan yang lebih cepat dan efektif untuk menjaga stabilitas harga. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pedagang untuk memberikan data yang akurat guna mendukung proses ini. Dengan mengetahui selisih harga yang terjadi, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mencegah gejolak dalam pasokan pangan.