Pemerintah Kota Surabaya melakukan langkah proaktif untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran. Dengan tujuan memastikan bahwa masyarakat dapat mengakses bahan pokok tetap terjangkau, berbagai upaya telah ditempuh untuk mengontrol harga.
Dalam mengatasi masalah fluktuasi harga, salah satu strategi yang diambil adalah melalui kolaborasi dengan berbagai pihak terkait. Apa yang dilakukan Pemkot Surabaya menunjukkan upaya nyata dalam menjaga kesejahteraan masyarakat, terutama dalam hal ketersediaan pangan.
Langkah Strategis Mengendalikan Harga Beras
Wali Kota Surabaya menjelaskan tentang pembentukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang bertugas secara khusus memantau dan menjaga stabilitas harga. Dengan adanya tim ini, diharapkan dapat mencegah lonjakan harga yang dapat membebani masyarakat.
Kerja sama dengan Bulog dan pihak lainnya menjadi kunci dalam menjaga kestabilan harga beras. Pemkot Surabaya optimis tidak akan menemui kendala dalam pasokan beras berkat adanya nota kesepahaman dengan daerah penghasil beras. Ini membuktikan betapa pentingnya sinergi antara pemerintah dengan pihak swasta dan daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Peran Monitoring dan Koordinasi dalam Menjaga Kestabilan Harga
Salah satu fokus utama dalam pengawasan harga beras adalah pemantauan secara rutin. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, seperti Bulog, supplier, dan Badan Pusat Statistik. Melalui langkah ini, kekhawatiran akan kenaikan harga beras dapat diminimalisir.
Saya percaya bahwa dengan adanya laporan dan pemantauan yang konsisten, masyarakat akan lebih tenang menghadapi kemungkinan kenaikan harga yang tidak terduga. Meskipun terdapat laporan terkait lonjakan harga yang berkisar antara Rp500 hingga Rp1000 per kilogram, hasil pemantauan menunjukkan bahwa stok beras masih dalam kondisi memadai dan harganya tetap stabil.
Selain itu, tim juga berupaya menanggapi isu-isu yang muncul, seperti dugaan beras oplosan. Penting untuk melakukan verifikasi dan uji laboratorium agar informasi yang beredar tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat. Dengan langkah-langkah yang sistematis, diharapkan bisa terbangun kepercayaan publik terhadap kualitas dan harga beras di pasaran.