Di tengah tantangan sosial yang kian kompleks, Pemerintah Kota Surabaya berusaha merumuskan kebijakan untuk membatasi jam malam bagi anak-anak. Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam mencegah perilaku menyimpang di kalangan generasi muda.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan ide ini dalam acara parenting bertema “Ayah Terlibat, Keluarga Kuat, Surabaya Hebat”. Acara ini menjadi wadah untuk merangsang peran aktif ayah dalam pengasuhan anak, sekaligus melibatkan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman.
Pembatasan Jam Malam: Mengapa Penting?
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat. Dalam pertemuan tersebut, Wali Kota mengungkapkan bahwa pengawasan orang tua sangat diperlukan untuk mencegah anak-anak terlibat dalam tawuran atau perilaku menyimpang lainnya. Untuk memperkuat keputusan ini, ada pengalaman positif dari tahun 2022 ketika langkah serupa berhasil mengurangi angka kejahatan di wilayah itu.
Data menunjukkan bahwa banyak kasus kenakalan remaja disebabkan oleh kurangnya pengawasan dari orang tua. Oleh karena itu, peran keluarga sangat krusial untuk membangun ketahanan mental anak. Wali Kota juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan, termasuk pengurus RW, untuk membangun lingkungan yang aman.
Strategi Melibatkan Masyarakat dalam Pengawasan Anak
Kebijakan ini akan melibatkan penduduk setempat, terutama pengurus RW, dalam mengawasi keberadaan anak-anak. Setiap keluarga memiliki tanggung jawab untuk mengetahui keberadaan anak-anak mereka. Jika anak pulang setelah jam yang ditentukan, mereka diminta untuk melapor kepada pengurus RW. Jika situasi mendesak muncul, pengurus RW akan menghubungi layanan darurat untuk tindakan lebih lanjut.
Lebih dari sekadar menciptakan batasan, inisiatif ini bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif di masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Eri, yang berharap bahwa kebijakan ini lahir dari kesadaran dan komitmen bersama untuk menjaga lingkungan tempat tinggal. Program ini juga dapat berfungsi sebagai ajang untuk mempererat komunitas, di mana setiap anggota masyarakat ikut berperan aktif dalam keamanan dan kesejahteraan anak-anak.
Pembatasan jam malam menjadi langkah konkret untuk menunjukkan bahwa pemerintah perhatian terhadap masa depan generasi muda. Melaui kebijakan ini, diharapkan orang tua akan lebih terlibat dalam kegiatan dan keberadaan anak. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih responsif dalam menjaga keamanan dan kesehatan mental anak-anak.