SURABAYA – Jabatan Direktur Utama (Dirut) di Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS) masih kosong, dan ini menjadi perhatian utama bagi Wali Kota Eri Cahyadi. Proses seleksi yang sedang berlangsung bertujuan untuk menemukan kandidat yang memiliki inovasi dan keterampilan yang tepat dalam mengembangkan KBS ke depan.
Eri Cahyadi, yang akrab disapa Cak Eri, mencontohkan beberapa inovasi yang diharapkan bisa diimplementasikan oleh Dirut baru, seperti pertukaran satwa panda merah dan panda besar dari Tiongkok melalui kerjasama pinjam-meminjam. Ini menunjukkan bahwa keterbukaan untuk menjalin kerja sama merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas KBS.
Inovasi dan Kinerja PDTS KBS
“Dirut yang akan datang harus mampu membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Kami sangat membutuhkan inovasi-inovasi untuk pengembangan KBS,” ujar Cak Eri saat berkunjung ke KBS. Penekanan pada pentingnya inovasi mencerminkan visi Wali Kota yang ingin KBS tidak hanya berfungsi sebagai wahana hiburan, tetapi juga sebagai tempat pendidikan tentang satwa.
Cak Eri juga menekankan bahwa pemilihan dirut tidak boleh dilakukan secara terburu-buru. Sosok yang tepat sangat penting untuk memastikan kemajuan KBS, karena keputusan yang kurang tepat dapat berdampak buruk bagi perusahaan. “Kalau saya inginnya orang yang benar-benar tepat, yang memiliki kemampuan untuk memajukan KBS, supaya tidak merugikan perusahaan,” jelasnya.
Strategi dan Rencana Pengembangan KBS
Menurut Cak Eri, saat ini kinerja PDTS KBS sebagai lembaga yang dikelola oleh pemerintah daerah mengalami perkembangan yang positif. Salah satu indikatornya adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ini menunjukkan adanya potensi dan peluang besar untuk terus mengembangkan berbagai program, termasuk pertukaran satwa yang telah berjalan dengan baik.
Cak Eri tidak menutup kemungkinan untuk merekrut Dirut dari kalangan internal PDTS KBS. “Tugas direktur utama itu berat, karena pendapatan KBS terus naik. Jika ada kandidat dari internal yang merasa mampu, saya persilahkan untuk mendaftar,” ujarnya. Ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah juga memberi ruang bagi pengembangan karier di dalam organisasi.
Selain itu, Cak Eri juga mengungkapkan rencananya untuk menambah wahana baru di KBS sebagai daya tarik tambahan. Wahana baru ini direncanakan tidak akan mempengaruhi harga tiket masuk, sehingga pengunjung tetap bisa menikmati pengalaman yang berbeda tanpa harus membayar lebih. “Wahana baru itu berbayar sendiri di dalam. Jika mereka tidak ingin ke wahana ini, mereka tetap bisa menikmati apa yang ada di KBS,” tutur Cak Eri.
Sementara itu, Direktur Operasional PDTS KBS, Nurika Widyasanti, juga menyatakan bahwa pengembangan KBS ke depan akan berfokus pada wahananya. Satu wahana baru yang sedang direncanakan adalah ‘Rabbit in Wonderland’, bertujuan untuk mengenalkan satwa yang akrab di kalangan anak-anak, yaitu kelinci. “Wahana ini tidak hanya akan menampilkan kelinci lokal, tetapi juga beberapa kelinci impor,” ungkap Rika.
Dalam hal pengembangbiakan satwa, KBS menunjukkan keberhasilan dengan lahirnya seekor anak singa jantan bernama Koko. Koko adalah hasil dari pengembangbiakan generasi ketiga di KBS, yang lahir pada 8 April lalu. Tim KBS saat ini sedang melakukan perawatan optimal untuk Koko sebelum memperkenalkannya kepada masyarakat. “Anak singa ini akan kami perkenalkan kepada masyarakat segera,” pungkas Nurika.