SURABAYA ~ Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi momen penting dalam menyambut visi Indonesia Emas 2045. Acara yang berlangsung di Grha Sepuluh Nopember ini mengundang Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa baru ITS 2025, yang siap menjadi generasi penerus yang tangguh.
Dalam sesi tersebut, Menteri Ekonomi Kreatif menyoroti fakta bahwa dalam 11 tahun terakhir, ada pertumbuhan dramatis pada sektor kreativitas yang mencapai 89 persen. Pertumbuhan ini didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z, yang diharapkan menjadi arsitek masa depan ekonomi kreatif di tanah air. Pertanyaannya kini, bagaimana generasi muda dapat memanfaatkan peluang ini secara maksimal?
Membangun Ekosistem Ekonomi Kreatif di Indonesia
Perkembangan pesat dalam sektor ekonomi kreatif membawa banyak sekali peluang bagi generasi muda. Fenomena ini bukan sekadar angka statistik; ini adalah cerminan dari kemampuan generasi baru dalam memanfaatkan teknologi untuk menciptakan solusi inovatif. Dengan adanya berbagai startup dan inkubator bisnis kreatif, para pemuda mulai aktif berkontribusi dalam ekonomi kreatif, menandakan bahwa mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku di industri ini.
Dalam kajian lebih dalam, terdapat delapan kluster program yang diinisiasi untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia. Program ini mencakup berbagai aspek mulai dari pengembangan talenta hingga sinergi antar pelaku industri. Seluruh elemen ini bekerja sama untuk menciptakan jaringan yang efektif dan efisien, sekaligus memberikan ruang bagi inovasi yang dapat berdampak luas bagi masyarakat. Dengan demikian, individual talent dapat fokus untuk berkembang dan berinovasi di bidang yang mereka geluti.
Pentingnya Kolaborasi Antara Generasi Muda dan Perguruan Tinggi
Kolaborasi antara generasi muda dan institusi pendidikan adalah faktor kunci dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Perguruan tinggi perlu berperan sebagai inkubator inovasi. Mahasiswa harus didorong untuk berani bereksperimen, berinovasi, dan belajar dari kegagalan. Dengan memfasilitasi program-program yang berorientasi pada pengembangan soft skills dan hard skills, perguruan tinggi dapat menghasilkan lulusan yang siap bersaing di pasar global.
Lebih lanjut, konsorsium yang dibentuk antara Kementerian dan berbagai perguruan tinggi berfungsi sebagai wadah kolaborasi. Tiga fokus utama konsorsium tersebut adalah Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengembangan sumber daya manusia, dan pengembangan ekonomi kreatif. Melalui kolaborasi ini, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga diterapkan dalam praktik langsung yang dapat memberi dampak signifikan terhadap industri kreatif di Indonesia.
Rektor ITS juga menambahkan bahwa lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan mahasiswa agar siap menghadapi tantangan di era yang akan datang. Dengan menyediakan fasilitas dan peluang pengembangan, ITS berupaya untuk terus mendorong mahasiswa dalam menggali potensi mereka. Hal ini penting untuk membangun karakter yang kuat di kalangan mahasiswa, sehingga mereka dapat berkontribusi secara maksimal bagi masa depan bangsa.
Dalam kesempatan ini, diharapkan mahasiswa dapat menginternalisasi pesan-pesan motivasi dari berbagai narasumber. Mahasiswa adalah wakil generasi muda yang akan membawa harapan dan tanggung jawab besar. Dengan semangat yang tinggi, mereka diharapkan dapat menjadi bagian dari transformasi positif di tanah air. Sudah saatnya anak muda menjadi agen perubahan yang siap memberikan kontribusi nyata untuk negeri.
Kegiatan ini juga menunjukkan komitmen lembaga untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan memperhatikan elemen pendidikan berkualitas, pekerjaan layak, dan kemitraan yang strategis, langkah ini sangat mendukung pencapaian tujuan jangka panjang yang lebih baik bagi Indonesia.
