SURABAYA ~ Industri animasi Indonesia kembali mendapat perhatian melalui rilis film animasi “Merah Putih: One For All”. Meskipun menerima berbagai tanggapan, dua sosok di balik salah satu studio animasi, Founder dan Co-Founder, justru memilih untuk memberikan apresiasi penuh terhadap karya tersebut.
Menurut pendapat Founder, setiap karya merupakan hasil dari proses yang panjang dan tantangan tersendiri. “Kami menghargai setiap individu yang ingin berkreativitas. Tidak ada gunanya saling mendiskreditkan atau merasa lebih baik dari karya orang lain,” ungkapnya dengan tegas.
Pentingnya Apresiasi dalam Dunia Kreatif
Dalam dunia animasi, perbedaan kualitas visual sering kali menjadi topik perdebatan. Banyak yang beranggapan bahwa hasil akhir dari sebuah karya seni dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti teknologi dan biaya produksi. “Animasi itu persoalannya juga soal teknik, alat, dan biaya. Semakin besar biayanya dan semakin canggih alat render yang digunakan, tentu kualitas hasilnya lebih maksimal,” jelasnya. Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa tidak semua karya dapat disamakan, dan penting bagi para pelaku industri untuk memahami konteks di balik setiap proyek.
Menariknya, dalam diskusi mengenai kualitas ini, terdapat pula insight bahwa tantangan yang dihadapi dalam proses kreatif tidak selalu berkaitan langsung dengan sumber daya. Faktor waktu juga menjadi penentu yang signifikan. Salah satu Co-Founder menyatakan, jika persiapan tidak cukup matang sebelum peluncuran, hasil yang diraih pun tidak dapat maksimal. “Kalau persiapannya mepet, hasilnya bisa seperti itu. Ini bisa terjadi pada siapa saja, bukan hanya satu studio saja,” tambahnya dengan penekanan pada kompetisi yang sehat.
Strategi Membangun Industri Animasi yang Sehat
Dalam pembahasan selanjutnya, kedua tokoh tersebut menggarisbawahi pentingnya dukungan di antara pelaku industri animasi. Mereka menjadikan Malaysia sebagai contoh negara yang mampu menghasilkan banyak film animasi sukses tanpa adanya persaingan destruktif. “Malaysia itu banyak film animasinya, dan mereka tidak saling menyerang. Jika perlombaan ini sehat, semua pihak bisa berkembang,” tegas Founder.
Keduanya sepakat bahwa situasi saat ini harus dilihat sebagai momentum untuk kebangkitan industri animasi Indonesia. “Kita semua pasti punya kekurangan. Yang terpenting adalah terus berkembang dan belajar dari pengalaman,” tutup Co-Founder. Pendapat ini menunjukkan bahwa dengan kerjasama dan dukungan, industri animasi Indonesia dapat mencapai potensi maksimalnya.