DPD II Partai Golkar Kota Surabaya tengah bersiap untuk menggelar Musyawarah Daerah (Musda) XI, sebuah acara krusial yang akan menentukan kepemimpinan partai berlambang pohon beringin untuk periode 2025-2030. Musda ini dijadwalkan berlangsung pada 12 Agustus 2025 di Hotel Windham, Jalan Basuki Rahmat Surabaya, dan menarik perhatian banyak pihak dalam proses politik di daerah tersebut.
Acara ini bukan sekadar rutinitas, tetapi juga momen penting yang akan mengukir sejarah partai di Surabaya. Musda kali ini memiliki nilai strategis dalam menentukan arah dan kebijakan partai ke depan. Menariknya, tanggal pembukaan pendaftaran bakal calon Ketua, yaitu 5 Agustus, dipilih dengan pertimbangan nilai filosofis yang dalam, simbol karakter dan jati diri partai.
Sejarah dan Filosofi dalam Musda Partai
Tanggal 5 Agustus yang menjadi momen pendaftaran bakal calon Ketua memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar angka. Dipilihnya tanggal ini mengacu pada rukun Islam yang lima, yang mencerminkan harapan bagi proses rekrutmen untuk mendapat berkah dan membawa kejayaan bagi partai. Sejarah menunjukkan bahwa setiap acara penting dalam partai selalu diiringi makna yang mendalam untuk membangun ikatan emosional di antara para kader.
Ini juga menunjukkan bahwa partai Golkar memiliki akar yang kuat dalam tradisi dan nilai-nilai yang dipegang teguh. Asrofi, Ketua Steering Committee Musda XI, mengatakan bahwa momen ini adalah kesempatan bagi partai untuk refleksi dan evaluasi. Hal ini penting bagi semua anggota untuk mengingat tujuan yang lebih besar dan untuk mempersatukan visi di antara para kader.
Persyaratan dan Proses Penjaringan Calon Ketua
Proses penjaringan calon ketua mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan, dengan sembilan syarat utama yang harus dipenuhi. Diantara syarat tersebut, calon harus pernah menjadi pengurus Golkar atau memiliki pengalaman minimal lima tahun di dalam struktur partai. Kualifikasi pendidikan juga ditekankan, dengan persyaratan minimal pendidikan S1, guna memastikan bahwa pemimpin yang terpilih memiliki kapasitas dan kapabilitas yang memadai.
Syarat lain termasuk menunjukkan integritas dalam bentuk prestasi, dedikasi, dan loyalitas. Ini mencerminkan komitmen partai dalam memilih pemimpin yang tidak hanya berpengalaman, tetapi juga memiliki moralitas tinggi. Selain itu, calon harus memastikan bahwa mereka tidak terlibat dengan pihak-pihak yang memiliki sejarah kelam seperti G30S/PKI, untuk menjaga reputasi dan martabat partai.
Menariknya, setiap bakal calon diharuskan mengantongi minimal 30 persen dukungan dari 37 pemegang hak suara yang terdiri dari berbagai unsur di partai. Ini sebagai langkah untuk memastikan bahwa calon yang diusulkan benar-benar memiliki dukungan yang solid dari internal. Meskipun dengan kriteria yang ketat, partai tetap memberikan ruang bagi tokoh potensial yang mungkin tidak memenuhi semua syarat administratif. Mereka bisa maju jika memperoleh rekomendasi dari Ketua Umum.
Asrofi menekankan bahwa Partai Golkar esensinya adalah partai terbuka dan demokratis. Sebuah nilai yang menunjukkan bahwa setiap kader memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam kepemimpinan. Tradisi di Golkar juga menunjukkan bahwa tidak pernah ada Ketua DPD yang menjabat dua periode berturut-turut. Ini adalah satu komitmen yang dipegang untuk menjaga regenerasi kepemimpinan di dalam partai.
Musda XI tidak hanya tentang pemilihan ketua baru; agenda lainnya termasuk evaluasi laporan pertanggungjawaban pengurus yang telah berjalan dan penyusunan program kerja lima tahun ke depan. Diskusi tentang tujuan jangka panjang ini sangat penting agar setiap anggota partai dapat mengerti arah yang ingin dicapai.
Rencana kehadiran tokoh-tokoh penting dalam Musda XI juga menunjukkan betapa signifikan acara ini bagi perkembangan politik di Surabaya. Kehadiran mereka diharapkan akan memberikan semangat positif bagi para kader dan memberikan gambaran yang lebih jelas akan masa depan partai.