Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, melakukan inspeksi mendadak ke Taman Harmoni di Keputih pada Rabu, 9 Juli 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan taman tersebut menjelang peresmian dengan wajah barunya setelah revitalisasi. Taman Harmoni kini siap menjadi ruang terbuka hijau multifungsi yang tidak hanya mengedepankan rekreasi, tetapi juga edukasi dan konservasi lingkungan.
Dari hasil revitalisasi, Wali Kota Eri menyatakan, “Alhamdulillah, hasilnya sangat memuaskan dan sesuai harapan. Akan ada penambahan di setiap zona untuk memberikan ciri khas tersendiri, saat ini sedang dalam proses pengerjaan.”
Transformasi Taman Sebagai Ruang Terbuka Hijau
Taman Harmoni memiliki sejarah unik sebagai lokasi bekas tempat pembuangan sampah. Namun, berkat upaya revitalisasi, kini taman ini berubah menjadi kawasan hijau yang tidak hanya menarik untuk dikunjungi, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya lingkungan. Wali Kota menjelaskan, “Pesan yang ingin kami sampaikan adalah bahwa tempat ini dulunya adalah tempat sampah, dan karena kita mau memilah sampah, sekarang telah berubah menjadi taman yang indah.”
Taman ini diharapkan menjadi simbol baru bagi Kota Surabaya, sekaligus menginspirasi warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Penataan yang baik akan menjadikan taman ini sebagai ruang interaksi bagi semua kalangan, terutama anak-anak yang menjadi fokus utama dalam perencanaan fasilitas baru.
Fasilitas Baru untuk Memperkaya Pengalaman Pengunjung
Wali Kota juga mengungkapkan beragam fasilitas baru yang akan tersedia di Taman Harmoni. Ada Zona Taman Bermain yang dirancang khusus untuk anak dengan beragam permainan yang aman untuk semua usia. Dalam zona ini, anak-anak dapat berinteraksi dengan hewan seperti kelinci dan ayam. Tema Zona Korea, Afrika, dan Amerika juga dihadirkan dengan ciri khas budaya dari masing-masing benua, lengkap dengan simbol-simbol budaya lokal.
Zona Rekreasi dan Edukasi menjadi daya tarik lain dengan menyediakan area outbound lengkap dan kegiatan menunggang kuda poni. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak mengenai rambu lalu lintas dalam Taman Lalu Lintas yang juga disiapkan. Semua fasilitas ini diharapkan mampu memberikan pengalaman yang menyenangkan sekaligus mendidik bagi pengunjung.
Mengenai kebijakan makanan dan minuman, pengunjung tidak diperkenankan membawa makanan dari luar untuk memberi ruang bagi UMKM lokal yang akan menyediakan makanan di dalam taman. “Ini adalah bagian dari upaya mendorong ekonomi lokal. Pengunjung hanya diperbolehkan membawa tikar dan membeli makanan dari tenant di dalam,” ungkap Eri.
Untuk masuk ke Taman Harmoni, saat ini Pemkot masih dalam tahap diskusi mengenai biaya yang akan dikenakan. Bila ada biaya, kemungkinan akan diterapkan sistem voucher yang dapat ditukarkan untuk membeli makanan atau menyewa tikar. “Filosofi ini adalah untuk menggerakkan ekonomi lokal melalui gotong royong. Dana yang terkumpul tidak hanya untuk Pemkot, tetapi juga untuk masyarakat,” lanjutnya.
Melalui berbagai pertunjukan dan aktivitas yang tersedia, Taman Harmoni diharapkan dapat menciptakan koneksi emosional antara pengunjung dan lingkungan, menjadikan tempat ini bukan hanya sebagai lokasi rekreasi, tetapi juga sebagai ruang belajar dan bersosialisasi.