Perayaan 50 tahun hubungan diplomatik antara dua negara sering kali diwarnai oleh berbagai inisiatif budaya yang menarik. Salah satu contoh menarik adalah upaya untuk mempromosikan sinema dan seni dari suatu negara, dalam hal ini Peru, kepada masyarakat Indonesia. Melalui program-program tersebut, diharapkan dapat terjalin pemahaman yang lebih baik antara kedua negara, serta menampilkan keragaman budaya Peru yang sering kali terabaikan.
Fakta menarik, Peru memiliki warisan budaya yang sangat kaya, mulai dari kebudayaan Inca hingga pengaruh kolonial yang kompleks. Apa yang membuat Peru menarik lebih dari sekadar destinasi wisata populer seperti Machu Picchu? Program-program budaya inilah yang berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan menampilkan berbagai dimensi kehidupan di Peru melalui film dan seni.
Menelusuri Budaya Peru Melalui Sinema
Film merupakan jendela untuk melihat kehidupan suatu masyarakat. Dalam konteks ini, pemutaran film-film Peru menjadi cara yang sangat efektif untuk memperkenalkan budaya dan isu sosial yang dihadapi oleh masyarakat Peru. Film-film yang ditampilkan tidak hanya menghibur tetapi juga menyentuh isu-isu seperti ketimpangan sosial, dinamika keluarga, dan konflik budaya yang bisa dibandingkan dengan konteks sosial di Indonesia.
Salah satu film yang menarik perhatian adalah “Las Mejores Familias”, sebuah karya sutradara Javier Fuentes-León. Film ini menggambarkan ketegangan dalam kehidupan keluarga dan memunculkan pertanyaan tentang hierarki sosial di Peru. Dengan menampilkan tema-tema yang relevan bagi penonton Indonesia, film ini berfungsi sebagai cermin untuk refleksi sosial.
Mendekatkan Dua Budaya Melalui Seni dan Kuliner
Selain film, seni visual juga memiliki peran penting dalam menjembatani dua budaya. Kolaborasi antara seniman lokal dengan Kedutaan Besar Peru menjadi salah satu inovasi menarik. Misalnya, karya instalasi seni oleh Moch. Krismon Ariwijaya berjudul “Gelora Mistica” yang membahas tentang urbanisasi dan dampaknya terhadap buruh tani di Peru dan Indonesia.
Pengalaman mencicipi kuliner yang disajikan dalam acara “Art Dining” juga menjadi bagian integral dari perayaan ini. Hidangan yang disiapkan merupakan gambaran dari filosofi budaya Peru yang kaya, sekaligus menampilkan seni kuliner sebagai bagian dari pengalaman budaya yang holistic. Penonton tidak hanya menyaksikan film, tetapi juga merasakan bagaimana seni dan gastronomi berkolaborasi untuk menciptakan pengalaman yang mendalam.
Program “Peruvian Film Screening” yang berlangsung dari 12 hingga 19 Juli 2025, tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana edukasi yang memperkaya wawasan tentang kebudayaan Peru. Dengan dua sesi pemutaran setiap hari, acara ini berpotensi untuk menjangkau para penonton yang luas, memungkinkan lebih banyak orang untuk terlibat dalam diskusi lintas budaya.
Inisiatif budaya seperti ini semakin penting dalam konteks globalisasi, di mana interaksi antarmanusia sering kali berkisar pada hubungan formal. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang budaya satu sama lain, diharapkan hubungan antara Peru dan Indonesia dapat berkembang tidak hanya dalam aspek ekonomi, tetapi juga dalam ikatan sosial dan budaya yang kuat.